Selasa, 02 Juli 2024

Koneksi Antar Materi Modul 1.1 Pemikiran Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara | Arief Fitrian, S.Pd.I

 

Koneksi antar materi modul 1.1

Oleh Arief Fitrian

CGP Angkatan 11 Kelas 11.03

 

A. Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

1.     Arti dan Maksud Pendidikan

Kata ‘Pendidikan’ dan ‘Pengajaran’ itu seringkali dipahami sama padahal berbeda. Pengajaran  merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya, pengajaran itu adalah salah satu cara dalam pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. 

Maksud Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

 

2.     Pendidikan Yang Menuntun

Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak – anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan, namun pendidik harus bisa menjadi “pamong” dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang “Pamong” dapat memberikan “tuntunan” agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lainnya. Oleh sebab itu tuntunan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat)

 

3.     Pendidikan Yang Sesuai Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Kodrat Alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan dimana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”

Ki Hajar Dewantara hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodrtanya sesuai dengan alam dan zamannya. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki keterampilan Abad ke-21, sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka pendidikan harus disesuaikan dengan konteks lokal sosial budaya murid setempat, Murid di Indonesia Barat tentu memliliki karakteristik yang berbeda dengan murid di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur.

 

4.     Pendidikan yang memerdekakan dan menghamba pada anak.

Pendidikan yang memerdekakan menurut Ki Hajar Dewantara adalah suatu proses pendidikan yang meletakkan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh kembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batiniah. Pendidikan harus berorientasi pada murid sehingga pendidikan harus berhamba (melayani dengan sepenuh hati) pada anak.

 



B.  Hal yang saya percayai sebelum mempelajari Modul 1.1

Sebelum saya mempelajari modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang menjabarkan tentang pemikiran beliau tentang pendidikan, Pembelajaran yang saya lakukan masih berorientasi Teacher-Centered (berpusat pada guru) dimana murid hanya sebagai objek pembelajaran saja. Pembelajaran yang sering saya lakukan lebih banyak sebatas mentransfer materi pelajaran saja dengan menganggap bahwa ketuntasan belajar cukup dengan penyampaian materi saja dan penguasaan materi oleh murid lebih penting daripada memahami karakteristik murid. Di sini, biasanya saya hanya melihat ketuntasan belajar  murid dari aspek kognitif saja misalnya saat mereka mengerjakan soal berupa Tugas atau Penilaian Harian. Jika nilai murid sudah mencapai KKM dinyatakan bahwa pembelajaran sudah berhasil dan begitu juga sebaliknya.

Sebelumnya-pun saya kurang memperharikan apakah murid sudah benar-benar paham dari apa yang saya ajarkan atau belum, karena fokus saya lebih pada ketercapaian materi mengingat materi yang saya ajarkan sangat padat. Selain itu Refleksi maupun umpan balik setelah pembelajaran sangat jarang dilakukan.  Dalam proses pembelajaran di kelas, saya lebih sering menggunakan metode ceramah, meskipun kadang ada diskusi tapi kurang memberi makna bagi murid. Setelah itu memberi contoh soal lalu memberi latihan soal untuk pendalaman materi. Berkaca dari hal ini, apa yang saya lakukan saya sadari salah dan jauh dari pemikiran bahwa seorang Guru harus menghamba pada murid.

 

C.  Pemikiran dan Perilaku yang berubah setelah mempelajari Modul 1.1

Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya menyadari bahwa apa yang saya pikirkan dan saya lakukan selama ini tidaklah tepat. Pemikiran saya masih banyak dipengaruhi pemikiran lama yang sudah tidak sesuai dengan konteks pendidikan zaman sekarang sehingga banyak hak anak yang terabaikan. Proses pembelajaran yang seharusnya saya lakukan adalah menyeluruh bukan hanya aspek kognitif saja namun juga afektif psikomotor spiritual sosial dan budaya, semua yang berkaitan dengan kodrat anak. Semestinya saya menempatkan murid pada porsinya yaitu bukan sebagai objek pembelajaran melainkan subjek pembelajaran yang artinya murid memiliki kebebasan berekspresi mengemukakan pendapat dan berkreasi sesuai dengan metode atau model pembelajaran dan media yang tepat.

Saya sebagai guru semestinya menjadi  pamong dan fasilitator dalam proses pembelajaran, penuh kesabaran, keikhlasan, dan ketulusan hati mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid. Selain itu, sebagai guru saya seharusnya memahami karakteristik murid karena setiap anak dilahirkan unik dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, saya harus lebih menghargai setiap karakter murid dengan memberikan layanan dam kesempatan kepada mereka untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya.

 

D.  Penerapan di Kelas Untuk Mewujudkan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Hal yang dapat segera saya terapkan dalam pembelajaran di kelas antara lain :

1.     Merancang pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan dengan melibatkan murid sesuai dengan model pembelajaran yang student-centered (berpusat pada murid). Saya akan menerapkan pembelajaran abad 21 yang sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu berpikir kritis kreatif komunikasi dan kolaborasi dengan berpegang teguh pada konsep memerdekakan anak. Pembelajaran tidak lagi menuntut tetapi menuntun karena tugas guru adalah memberi tuntunan atau arahan yang baik kepada murid dan berusaha menjadi teladan bagi murid, baik dalam perkataan maupun perbuatan.

2.     Saya akan berusaha memahami karakter dan latar belakang murid dengan lebih baik lagi dengan menjalin komunikasi yang baik.

3.     Saya akan membiasakan diri untuk melakukan refleksi dalam setiap kegiatan pembelajaran agar saya dapat mengevaluasi proses pembelajaran yang  sudah saya lakukan dan melakukan tindak lanjut yang sesuai agar proses pembelajaran selanjutnya dapat berjalan lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar